Selasa, 23 Agustus 2011

WALIMATUL HAMLI

Di kalangan masyarakt jawa khususnya yang ada di pedesaan masih dilestarikan suatu tradisi apabila si perempuan hamil maka keluarganya mengadakan selamatan/walimahan, mereka menyebutnya “tingkepan”, sementara para santri menyebutnya “walimatul hamli”.
Kata tingkepan/tingkep berasal dari bahasa daerah/jawa : sing dienti-enti wis mathuk jangkep (yang ditunggu-tunggu sudah hampir sempurna). Waktu pelaksanaan selamatan tingkepan ini antara daerah satu dengan daerah lain tidak sama. Di sebagian daerah dilaksanakan pada saat usia janin ± empat bulan, sedangkan di daerah lain dilaksanakan pada saat usia janin tujuh bulan. Dalam upacara tingkepan yang mereka anggap sakral itu dihidangkan beberapa jenis menu makanan khas, di samping itu disajikan juga secama sesajen yang beraneka ragam.
Apakah upacara tingkepan (walimatul hamli) ini termasuk salah satu amalan sunnah atau tidak? Ada dalil dari hadits nabi atau pendapat ulama salaf atau tidak? Persoalan inilah yang menjadi faktor penyebab timbulnya pro dan kontra antara kelompok muslim yang satu dengan kelompok muslim yang lain. Sebagian dari kelompok muslim di Indonesia ada yang apriori, tidak mau malakukan bahkan ada yang bersikap ekstrim menolak dan berusaha untuk memberantasnya. Mereka berargumentasi bahwa tradisi tersebut termasuk adat istiadat jahiliyah (salah satu peninggalan Budha klasik). Oleh karena itu tidak pantas hal tersebut diamalkan oleh umat muslim. Mereka mengemukakan sebuah dalil berupa hadits Nabi saw. :
أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللهِ ثَلاَثَةٌ مُلْحِدٌ فِيْ الْحَرَامِ، وَمُبْتَغٍ فِيْ اْلإِسْلاَمِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَمُطَّلِبٍ دَمَ امْرِئٍ ليهريق دَمَهُ. رواه البخاري عن ابن عباس. اهـ الجامع الصغير ص 5
Artinya :
“Manusia yang paling dibenci oleh Allah ada tiga :
1.  Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram;
2.  Orang yang sudah memeluk Islam, akan tetapi masih mengamalkan tradisi kaum jahiliyah;
3.  Orang yang menuntut darah orang lain agar orang lain itu dialirkan darahnya (yakni menuntut hukum bunuh tanpa alasan yang benar)”.
Adapun kelompok sunni (umumnya warga nahdliyin) menyikapi budaya tingkepan ini dengan fleksibel/lentur, mau menerima tidak apriori mau melakukan bahkan melestarikannya, namun tidak serta-merta menerimanya secara total, akan tetapi bertindak selektif, yang dilihat bukan tradisi atau budayanya tetapi nilai-nilai yang dikandungnya.
Sebagaimana di sebut di awal bahwa dalam upacara tingkepan -biasanya dilakukan oleh orang awam- itu ada hidangan khusus dan ada lagi sajian lain. Jika hal itu tidak dipenuhi -menurut kepercayaan mereka- akan timbul dampak negatif bagi ibu yang sedang hamil atau janin yang dikandungnya. Hidangan atau sajian dimaksud antara lain :
1.  Nasi tumpeng;
2.  Panggang ayam;
3.  Buceng/nasi bucu tujuh buah;
4.  Telur ayam kampung yang direbus tujuh butir;
5.  Takir pontang yang berisi nasi kuning;
6.  Nasi liwet yang masih dalam periok;
7.  Rujak, yang bahannya dari beraneka ragam buah-buahan;
8.  Pasung yang dibungkus daun nangka;
9.  Cengkir (buah kelapa gading yang masih muda).
10.   Sehelai daun talas yang diberi air putih;
11.   Seser (alat jaring untuk menangkap ikan);
12.   Sapu lidi;
13.   Pecah kendi di halaman rumah;
14.   Dan lain-lain.
Dengan melihat praktek dalam acara tingkepan yang demikian itu, maka wajarlah kiranya ada kelompok yang besikeras, seratus persen menolaknya.
Bagi kelompok yang setuju, tidak langsung menolaknya, akan tetapi dengan sikap selektif dan akomodatif, mereka menerima pelaksanaan acara selamatan tingkepan asalkan di dalamnya tidak ada hal-hal yang berseberangan dengan syari’at (hal yang haram) dan tidak pula merusak akidah (berbau syirik).
Shahibul walimah seharusnya mengerti bahwa :
1.  Semua yang dihidangkan, baik yang berupa makanan yang dimakan di tempat atau yang berupa berkatan jangan diniati yang bukan-bukan, akan tetapi berniatlah menjamu para tamu dan bersedekah dengan harapan semoga dengan wasilah shadaqah ini, Allah SWT. memberikan keselamatan kepada segenap anggota keluarga, khususnya janin yang berada dalam kandungan serta sang suami dan isteri yang sedang mengandung (selameto ingkang dipun kandut, selameto ingkang ngandut lan selameto ingkang ngandutaken).
Bagi kita semua pasti sudah sama-sama faham bahwa yang namanya shadaqah dengan segala macam bentuknya asalkan dengan niat yang ikhlas dan bahan-bahannya halal, secara umum Rasulullah SAW. sangat menganjurkannya dan beliau jelaskan pula fadlilahnya, sebagaimana sabda beliau :
a.  Hadits riwayat Imam Rafi’i :
لِكُلِّ شَيْءٍ زَكَاةٌ، وَزَكَاةُ الدَّارِ بَيْتُ الضِّيَافَةِ. رواه الرافعي عن ثابت  (الجامع الصغير ص: 264)
Artinya :
“Setiap sesuatu itu ada alat pencucinya, pencuci untuk rumah/tempat tinggal adalah menjamu para tamu”. (HR. Imam Rafi’i).
b.  Hadits riwayat Imam Thabarani :
الصَّدَقَةُ تَسُدُّ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ السُّوْءِ. رواه الطبراني
Artinya :
“Besedekah itu bisa menutup tujuh puluh macam pintu keburukan”. (HR. Imam Thabarani).
c.   Hadits riwayat imam Khatib :
الصَّدَقَةُ تَمْنَعُ سَبْعِيْنَ نَوْعًا مِنَ الْبَلاَءِ. رواه الخطيب
Artinya :
“Bersedekah itu bisa menolak tujuh puluh macam mala petaka/bala’”. (HR. Imam Khatib)
2.  Walimatul hamli/selamatan tingkepan adalah salah satu wujud tahadduts bin ni’mah yakni memperlihatkan rasa syukur atas kenikmatan/ kegembiraan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. berupa jabang bayi yang berada dalam janin yang selama ini menjadi dambaan pasangan suami dan isteri.
Ulama’ salaf memfatwakan : setiap ada suatu kenikmatan/kegembiraan disunatkan mengadakan selamatan/bancaan mengundang sanak tetangga dan teman-teman sebagaimana yang ditulis oleh syaikh Abd. Rahman Al-Juzairi dalam kitabnya “al-fiqhu alal madzahibil arba’ah” juz II hal. 33 :
الشَّافِعِيَّةُ قَالُوْا: يُسَنُّ صُنْعُ الطَّعَامِ وَالدَّعْوَةُ إِلَيْهِ عِنْدَ كُلِّ حَادِثِ سُرُوْرٍ، سَوَاءٌ كَانَ لِلْعُرْسِ أَوْ لِلْخِتَانِ أَوْ لِلْقُدُوْمِ مِنَ السَّفَرِ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا ذُكِرَ. اهـ
Artinya :
“Ulama Syafi’iyyah (pengikut madzhab Syafi’i) berpendapat : disunatkan membuat makanan dan mengundang orang lain untuk makan-makan, sehubungan dengan datangnya suatu kenikmatan/kegembiraan, baik itu acara temantenan, khitanan, datang dari bepergian dan lain sebagainya”.
Wal-hasil, para warga yang hendak mengadakan walimatul hamli sudah barang tentu harus menata hatinya dengan niatan yang benar dan mempunyai sikap arif dan bijak dalam memilih dan memilah di antara beberapa hidangan dan sajian tersebut, mana yang bisa diselaraskan dengan syari’at dan mana yang tidak, mana yang masih dalam koridor akidah islamiyah dan mana yang tidak.

16 komentar:

saya setuju dg artikel di atas.banyak orang fanatik langsung memvonis tradisi tingkepan merupakan tindakan bid`ah.padahal dari keluarga si hamil tersebut hanya berniat untuk mengungkapkan kegembiraan dg adanya si jabang bayi.bahkan d daerah saya saja tidak semerta2 menggunakan sesaji2 yg mubazir tapi mereka menghimpun banyak warga mengadakan doa bersama bagi ibu dan si jabang bayi baru kemudian yg biasanya dimksud sesaji seperti rujak dan sebagainya diberikan kepada warga yg mendoakan dg di niatkan sebagai shodaqoh.jadi saya tekankan dsini bahwasanya tadisi tingkepan yg sekarang sdah sangat jauh berbeda dg dulu

Assalamu'alaikum w.w...
Kenalkan saya Tonnie Firdaus.

Perkenankan saya ingin menyampaikan berita baik, yaitu penawaran Paket perjalanan Ibadah Umroh 9 hari, untuk :

1. Periode 28 desember 2013, $ 1.870 /org. Hotel *4.
2. Periode 15 Januari 2014, $ 1.670 /org. Hotel *3
3. Periode 30 Januari 2014, $ 1.730 /org. Hotel *3
4. Periode Februari 2014, $ 1.750 /org. Hotel *3
5. Periode Maret 2014, $ 1.750 /org. Hotel *3
6. Periode April 2014, $ 1.750 /org. Hotel *3

Harga promosi : 17Jt /org (quard)

SEMUA HARGA PAKET SUDAH TERMASUK :
- Perlengkapan Umroh lengkap Pria & wanita (Koper, ikhrom, mukena bergo, buku do'a dan seragam)
- Tiket pesawat (ekonomi)
- Pembimbing Umroh (selama di tanah suci)
- Air zam-zam 10 lt / jamaah
- Ziarah ke tempat2 sejarah
- Manasik Umroh
- Airport tax dan handling bandara

*) Program jadwal, Hotel, pesawat dan Harga DAPAT BERUBAH sewaktu-waktu, menyesuaikan situasi dan kondisi reservasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sampaikan juga berita baik ini kepada teman2 dan kerabat saudara.
Semoga ini menjadi kebaikan dan berkah untuk kita semua..Amiin..amiin..Yaa Robbal alamiin

Wassalamu'alaikum w.w.

Tonnie Firdaus
- 087 882 889 709
- 0813 1527 2348

trus hasil muktamar NU ke 7 di pekalongan pada tanggal 7 september 1930 M kenapa anda tidak mempublish disini... jangan separuh2 ustad

di daerah sy klw tingkeban ada tradisi buah labu/waluh dikasih mata,hidung dan mulut dan dipangku selayaknya seorang bayi,maksudnya apa yah?

islam rohmatan lil alamin tradisi jawa boleh dilakukan asal yg menyimpang harus diminimalisir oleh kyai daerah masing2...jgn kyai nya ikut ber anggapan klo tidak ini/itu /begini/begitu nanti bisa begini begitu....

kalau menurut saya islam diindonesia ini lebih adem lebih ayem dari beberapa negara di timur tengah. akulturisasi budaya juga turut berpengaruh rupanya... saran saya jgn mudah membid,ahkan orang lain. belum tentu apa yg kita anggap baik itu baik dan apa yang kita anggap buruk itu buruk. hanya Allah yang mutlak tau. anda boleh telisik sumber keributan di indonesia ini. islam yg seperti apa. coba jujur.

cuma orang selamatan syukuran karena hamil kok diributkan. ada hal lebih besar yg lebih pantas diributkan. pulang saja ke arab kalau anti budaya indonesia

pintar dari ikut kajian.. baca internet... padahal gak pernah ke pesantren tapi merasa paling benar. dan menyalahkan para ulama terdahulu. itu saya sudah paham caramu

Setuju ajaran para wali di jawa tidak mudah mengislamkan orang jawa pada masa itu jaya jayane kerajaan hindu...tanpa pertumpahan darah..karna para wali saat itu mengajarkan islam dngn budaya jawa yg santun penuh kasih..para wali tidak pernah memaksakan ajaran islam..

Mau tanya dong ,kalau syukuran 4 bulanan ,tapi belum 120 hari gimana yah ,bagus gak ?? Apa mending lebih dari 120 hari ?? Karena pengennya syukurannya kalau udah ditiupkan ruh

Monggo mas jika anda punya publish saja, Kita juga akan telaah

Hasil Muktamar dari waktu ke waktu sangat dinamis sesuai kaidah almuhafadlatu alal qadimis-shalih wal ahdzu bil jadidil ashlah.

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More