Senin, 22 Agustus 2011

PUJIAN SETELAH ADZAN

Sejak zaman hadulu, di sebagian masjid atau mushalla di Jawa ada kebiasan yang tidak dilakukan di masjid atau mushalla lain, yaitu setelah adzan shalat maktubah dibacakan pujian berupa dzikir, do’a, shalawat nabi atau sya’ir-sya’ir yang islami dengan suara keras. Beberapa menit kemudian baru iqamat. Akhir-akhir ini banyak dipertanyakan bahkan dipertentangkan apakah kebiasaan tersebut mempunyai rujukan dalil syar’i? Dan mengapa tidak semua kaum muslimin di negeri ini melakukan kebiasaan tersebtu? Dengan munculnya pertanyaan seperti itu warga Nahdliyin diberi pengertian untuk menjawab : Apa pujia itu? Bagaimana historisnya? Bagaimana tinjauan hukum syari’at tentang pujian? Dan apa fungsinya?

Pengertian Pujian dan Historisnya
Pujian bersal dari akar kata puji, kemudian diberi akhiran “an” yang artinya : pengakuan dan penghargaan dengan tulus atas kebaikan/ keunggulan sesuatu. Yang dimaksud dengan pujian di sini ialah serangkaian kata baik yang berbahasa Arab atau berbahasa Daerah yang berbentuk sya’ir berupa kalimat-kalimat yang isinya mengagungkan asma Allah, dzikir, do’a, shalawat, seruan atau nasehat yang dibaca pada saat di antara adzan dan iqamat.
Secara historis, pujian tersebut berasal dari pola dakwah para wali songo, yakni membuat daya tarik bagi orang-orang di sekitar masjid yang belum mengenal ajaran shalat. Al-hamdulillah dengan dilantunkannya pujian, tembang-tembang/sya’ir islami seadanya pada saat itu secara berangsur/dikit demi sedikit, sebagian dari mereka mau berdatangan mengikuti shalat berjamaah di masjid.

Pujian Ditinjau dari Aspek Syari’at
Secara tekstual, memang tidak ada dalil syar’i yang sharih (jawa : ceplos) mengenai bacaaan pujian setelah di kumandangkannya adzan, yang ada dalilnya adalah membaca do’a antara adzan dan iqamat. Sabda Nabi SAW :
الدُّعَاءُ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ مُسْتَجَابٌ، فَادْعُوْا. رواه أبو يعلى
Artinya :
“Do’a yang dibaca antara adzan dan iqamat itu mustajab (dikabulkan oleh Allah). Maka berdo’alah kamu sekalian”. (HR. Abu Ya’la)
Kemudian bagaimana tinjauan syari’at tentang hukum bacaan pujian di masjid atau mushalla seperti sekarang ini? Perlu diketahui, bahwa membaca dzikir dan sya’ir di masjid atau mushalla merupakan suatu hal yang tidak dilarng oleh agama. Pada zaman Rasulullah SAW. para sahabat juga membaca sya’ir di masjid. Diriwayatkan dalam sebuat hadits :
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ قَالَ مَرَّ عُمَرُ بِحَسَّانَ بْنِ ثَابِتٍ وَهُوَ يُنْشِدُ فِى الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ إِلَيْهِ فَقَالَ قَدْ أَنْشَدْتُ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَجِبْ عَنِّى اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ. قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ. رواه أبو دادو والنسائي
Artinya :
“Dari Sa’id bin Musayyab ia berkata : suatu ketika Umar berjalan bertemu dengan Hassan bin Tsabit yang sedang melantunkan sya’ir di masjid. Umar menegur Hassan, namun Hassan menjawab : aku melantunkan sya’ir di masjid yang di dalamnya ada seorang yang lebih mulia dari pada kamu, kemudian dia menoleh kepada Abu Hurairah. Hassan melanjutkan perkataannya, Ya Allah, mudah-mudahan Engkau menguatkannya dengan ruh al-qudus. Abu Hurairah menjawab : Ya Allah, benar (aku telah mendengarnya)”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
Sehubungan dengan riwayat ini syaikh Isma’il Az-Zain dalam kitabnya Irsyadul Mukminin menjelaskan : Boleh melantunkan sya’ir yang berisi puji-pujian, nasehat, pelajaran tata karama dan ilmu yang bermanfaat di dalam masjid.
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya Tanwirul Qulub hal 179 juga menjelaskan :
وَأَمَّا الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَقِبَ اْلأَذَانِ فَقَدْ صَرَّحَ اْلأَشْيَاخُ بِسُنِّيَّتِهِمَا، وَلاَ يَشُكُّ مُسْلِمٌ فِيْ أَنَّهُمَا مِنْ أَكْبَرِ الْعِبَادَاتِ، وَالْجَهْرُ بِهِمَا وَكَوْنُهُمَا عَلَى مَنَارَةٍ لاَ يُخْرِجُهُمَا عَنِ السُّنِّيَّةِ. إهـ
Artinya :
“Adapun membaca shalawat dan salam atas Nabi SAW. setelah adzan (jawa : Pujian) para masyayikh menjelaskan bahwa hal itu hukumnya sunat. Dan seorang muslim tidak ragu bahwa membaca shalawat dan salam itu termasuk salah satu cabang ibadah yang sangat besar. Adapun membacanya dengan suara keras dan di atas menara itu pun tidak menyebabkan keluar dari hukum sunat”.

Pujian Ditinjau dari Aspek Selain Syari’at
Apa yang dilakukan para wali di tanah jawa mengenai bacaaan pujian ternyata mempunyai banyak fungsi. Fungsi-fungsi itu antara lain :
1.    Dari sisi syi’ar dan penanaman akidah.
Karena di dalam bacaan pujian ini terkandung dzikir, seruan dan nasehat, maka hal itu menjadi sebuah syi’ar dinul islam dan strategi yang jitu untuk menyebarkan ajaran Islam dan pengamalannya di tengah-tengah masyarakat.
2.    Dari aspek psikologi (kejiwaan).
Lantunan sya’ir yang indah itu dapat menyebabkan kesejukan jiwa seseorang, menambah semangat dan mengkondisikan suasana. Amaliyah berupa bacaaan pujian tersebut dapat menjadi semacam persiapan untuk masuk ke tujuan inti, yakni shalat maktubah lima waktu, mengahadap kepada Allah yang Maha Satu.
3.    Ada lagi manfaat lain, yaitu :
-       Untuk mengobati rasa jemu sambil menunggu pelaksanaan shalat berjamaah;
-       Mencegah para santri agar tidak besenda gurau yang mengakibatkan gaduhnya suasana;
-       Mengkonsentrasikan para jamaah orang dewasa agar tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu ketika menunggu sahalat jamaah dilaksanakan.
Dengan beberapa alasan sebagaimana tersebut di atas, maka membaca pujian sebelum pelaksanaan shalat jamaah di masjid atau mushalla adalah boleh dan termasuk amaliyah yang baik, asalkan dengan memodifikasi pelaksanaannya, sehingga tidak mengganggu orang yang sedang shalat. Memang soal terganggu atau tidaknya seseorang itu terkait pada kebiasaan setempat. Modifikasi tersebut misalnya : dengan cara membaca bersama-sama dengan irama yang syahdu, dan sebelum imam hadir di tempat shalat jamaah.
Kalau semua masalah tentang pujian sudah demikian jelasnya, maka tidak perlu ada label “BID’AH DLALALAH” dari pihak yang tidak menyetujuinya.

161 komentar:

Dalil hadist tersebut terlalu dipaksakan karena pada saat melantunkan syair bukan pada saat diantara azan iqomat.... sedangkan ada anjuran Rasullah untuk berdoa pada saat tersebut bukan yang lainnya....

Karena memang bukan merupakan sunnah, maka sepatutnya kebiasaan ini ditnggalkan ! Demikian yang ane terapkan di masjid ane, habis adzan, cukup berdiam diri dan disiisi dengan baca quran, dzikir atau berdoa...!

kita ini sering mengklaim orang lain melakukan bidah padahal hidup kita ini tidak terlepas dr bid'ah contoh kitab Alquran yg kita baca sekarang saja itu bid'ah. krn jamanya Nabi dulu blm ada kitab Alquran dan sampai saat ini blm saya temukan tentang hadits yg menyuruh agar Alquran itu di bukukan.Tolong kalau ada haditsnya kasih tahu saya, terima kasih banyak yg bisa memberitahukan.

diantara adzan dan iqomah, membaca qur'an dengan keras saja ga boleh, khawatir akan mengganggu jamaah lain yg mau sholat sunnah,,, apalagi cuma puji2an?

i Love N.U

memang dlm Al Qur.an dan Hadits tidak di anjurkan :)
akan tetapi APAKAH ADA AL QUR.AN dan HADITS YANG MELARANG nya..??? :)

jika ada.. monggooo..
saya akan berhenti pujian setelah adzan :) karena itu lah yang sering saya lakukan setelah adzan :) itupun... juga ada asal usul nya :)

kembali lagi :D
memang dlm Al Qur.an dan Hadits tidak di anjurkan :)
akan tetapi APAKAH ADA AL QUR.AN dan HADITS YANG MELARANG nya..??? :)

jika ada.. monggooo..
saya akan berhenti pujian setelah adzan :)

saLam Super --> AhluSunnahWalJama'ah

@udin, emang di qur'an n hadist ada terlarang nyimenk? Udahlah din jangan memBABI buta!! Itu SALAH, ganggu orang qobliyah tauk!!!

Jujur sy baru merasakan ketidaknyaman saat mendengar pujia2an yg dilantunkan setelah azan karena skarang sy baru menempati rumah yg baru (pindah rumah). Tidak nyaman nya itu kl sehabis azan sy biasanya melakukan shalat sunat, tp di tempatku yg baru ini selalu melantunkan puji2an yg panjang dan di ulang2 sehingga mengganggu kekhusukan Sy dlm sholat. Bila suatu pekerjaan yg tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW serta dari segi manfaatnya tidak terlalu signifikan bahkan terkesan mengganggu, apakah itu baik?

hanya Allah yang maha tahu apakah ini termasuk bid'ah atau tidak...
sebagai manusia kita hanya bisa berusaha mendekatkan diri pada yang maha kuasa.... sebaiknya hal ini tidak perlu diperdebatkan karena dapat menimbulkan perpecahaan...
bagi yang menggunakan pujian monggo, silahkan, entah itu sunnah atau tidak hanya Allah yg maha tahu, yg penting lillahita'ala
bagi yang tidak menggunakan pujian, monggo, silahkan, semua itu tujuannya karena lillahita'ala, jangan mendebat pendapat lain... karena kita sama-sama berusaha

hanya Allah yang maha tahu apakah ini termasuk bid'ah atau tidak...
sebagai manusia kita hanya bisa berusaha mendekatkan diri pada yang maha kuasa.... sebaiknya hal ini tidak perlu diperdebatkan karena dapat menimbulkan perpecahaan...
bagi yang menggunakan pujian monggo, silahkan, entah itu sunnah atau tidak hanya Allah yg maha tahu, yg penting lillahita'ala
bagi yang tidak menggunakan pujian, monggo, silahkan, semua itu tujuannya karena lillahita'ala, jangan mendebat pendapat lain... karena kita sama-sama berusaha

Semisal kami tanya sama orang yg nyanyi Jawa antara adzan & iqamah itu (termasuk penulis), ketika Anda sedang shalat berjamaah di masjid (misalnya Shubuh) dan ada yg memainkan murattal di HPnya dari awal shalat hingga selesai (dengan volume suara full), atau katakanlah HPnya lupa disilent, lalu ada telpon masuk dan ringtonenya lagu Islami), Anda merasa terganggu atau malah ikutan nyanyi?
Sungguh aneh, di masjid ada tulisan "HP harap dimatikan/silent demi menjaga kekhusyu'an" tapi muadzinnya sendiri mengganggu kekhusyu'an orang yg sedang shalat tahiyatul masjid atau qabliyah, malah dia cari-cari pembenaran. Apa yg ga boleh diganggu tuh cuma shalat wajib aja, lalu orang yg shalat sunnah boleh diganggu? Gimana ya Akhi?
Di antara Imam Syafi`i, Ahmad, Maliki, dan Hanbali, siapa yg shalawatan keras-keras seperti itu? Shalawatan itu sunnah, tapi tentu ada adabnya kan. Anda juga diajari adab dgn kyai Anda. Terlebih lagi, apa di zaman Rasul, para sahabat shalawatan keras-keras-keras antara adzan dan iqamah?

Gutu aja kok repot, cukuplah ngikut keyakinan masing masing aja jauh lebih bijag. Ga usah terlalu memperso'alkan orng lain.. ( kokean wong pinter akhire do rumongso pinter kabeh, pdhl belum tentu , di mata ALLAH SWT..)

Nek masjid kok nyanyi nyanyi koyok wong kresten aneh.

Nek masjid kok nyanyi nyanyi koyok wong kresten aneh.

Nek masjid kok nyanyi nyanyi koyok wong kresten aneh.

Nek masjid kok nyanyi nyanyi koyok wong kresten aneh.

Kalau waliyullah seperti wali songo saja melakukan... Mengapa kita tidak...??? Mereka para waliyullah lebih mengerti daripada kita...

Assalamualaikum akhi ukhti
Mempermasalahkan pujian setelah adzan itu menurut saya itu terserah siapa saja yg mau melakukan monggo, yang tidak juga silakan. Janganlah selalu menganggap sinis model ibadah yang menurut kalian tidak lazim, haruslah tau nilai historisnya. Bagi kami warga Nadhliyin memang sudah terbiasa melakukan pujian setelah adzan. Karena itu adalah yang diajarkan oleh Waliyullah. Sebenarnya jangan terlalu dipermasalahkan karena tujuannya juga baik mengagungkan Allah dan shalawat Nabi. Kekhusyukan orang solat pun diukur oleh yg solat sendiri. Apa iya dengan lantunan seperti itu mengganggu solat qobliyah? saya sendiri menganggap itu bukan pengganggu. Karena solat kita fokusnya ke Yang Maha Kuasa bukan yang disekitar kita. Selama pujian itu tidak terlalu keras dan terlalu mengganggu bacaan solat, saya rasa itu tidak apa. Mari saling menghargai :)
Wassalam

Sholat khusu ma tidak itu trgantung dari hati dan fikiran kita sendiri..

Betul solat itu urusan kita ma yg diatas,n tetgantung dengan niat masing2, ada sahabat nabi yang meninggal ditusuk sampai gak terasa krn saking khusuknya sholat. Nah dlm hal ini pujian sholawatan jelas gak ganggu kalau khusuk ya khusuk aja.jgn pakek alasan krn ada sholawatan terus jadi gak khusuk.lucu bin aneh to kelaut aja

hal ini memang aneh, di negara2 lain itu tidak ada hal seperti yg terjadi d indonesia khususnya tanah jawa timur & bali, padahal tidak ada contoh dr rasulluwllah kok masih juga di tterus kantor
sholawat & pujipujian itu beda,?

Agama g bisa lepas dari budaya, agama islam d tanah jawa ini d bawah oleh para walisongo, beliau adalah waliyullah, dengan santun dapat d terima oleh seluruh masyarakat indonesia, sudah barang tentu sudah di perhitungkan kesyari'annya, tidak menyimpang dari alquran dan hadist, demikian pula hasil ijma' para ulama sepuh kita tentang budaya tersebut, mari kita ramaikan syiar agama islam dengan budaya

Maaf Mas pepatah bilang tak kenal maka tak sayang. Dari mana sampean tahu pujian pujian kepada Alloh dan RosulNya kita lakukan bukan saat diantara azan dan iqomat?. Saya Ustadz NU gimana anda tahu kebiasaan kami kalau ga pernah ikut.
Saya tanya adakah dalil dalam Al Quran dan hadits Nabi yang shohih secara khusus melarang pujian antara setelah azan dan sebelum qomat?. Coba bawa kemari dan jangan pakai dalil bid'ah karena ga semua bid'ah itu sesat.
Kami terbiasa datang sebelum waktu azan tiba kira kira 10 menit daripada ngomong ngelantur gosip kita isi puji pujian. Waktunya azan yaa stop. Selesai azan sholat sunnah qobliyah sambil menunggu imam dan jamaah lain selesai sholat sunnah kami pun zikir, sholawatan bukankah zikir dan sholawatan juga trmsk doa?. Jadi janganlah ga suka lalu sampean juga paksakan pendapat agar tidak melakukannya. Jangan hanya bicara dalil ga boleh... sampean bilang yang boleh berdoa... pertanyaannnya adakah apakah iya sampean lakukan dan yang tkdak sepaham tidak lakukan? Saya sering perhatikan datang pas azan lalu malah ngobrol tuh bukannya ngedoa

Maaf Mas pepatah bilang tak kenal maka tak sayang. Dari mana sampean tahu pujian pujian kepada Alloh dan RosulNya kita lakukan bukan saat diantara azan dan iqomat?. Saya Ustadz NU gimana anda tahu kebiasaan kami kalau ga pernah ikut.
Saya tanya adakah dalil dalam Al Quran dan hadits Nabi yang shohih secara khusus melarang pujian antara setelah azan dan sebelum qomat?. Coba bawa kemari dan jangan pakai dalil bid'ah karena ga semua bid'ah itu sesat.
Kami terbiasa datang sebelum waktu azan tiba kira kira 10 menit daripada ngomong ngelantur gosip kita isi puji pujian. Waktunya azan yaa stop. Selesai azan sholat sunnah qobliyah sambil menunggu imam dan jamaah lain selesai sholat sunnah kami pun zikir, sholawatan bukankah zikir dan sholawatan juga trmsk doa?. Jadi janganlah ga suka lalu sampean juga paksakan pendapat agar tidak melakukannya. Jangan hanya bicara dalil ga boleh... sampean bilang yang boleh berdoa... pertanyaannnya adakah apakah iya sampean lakukan dan yang tkdak sepaham tidak lakukan? Saya sering perhatikan datang pas azan lalu malah ngobrol tuh bukannya ngedoa

Sudahlah jangan diperdebatkan kebiasaan sholawat ada ato tidaknya tergantung tradisi masing2,kita mesti menghargainya

Kekhusukan org sholat tidak dipengaruhi dr suara suara pak...khusuk timbul dari hati...

agama tidak bisa dicampur dengan budaya, harusnya budaya mengikuti agama, bukannya agama mengikuti budaya....kalau sudah ada amalan yang pasti kenapa harus melakukan amalan yang tidak pasti & jelas...kadang baik bagi kita tapi tidak baik bagi Allah, dan kadang tidak baik bagi kita tapi baik bagi Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui....

Kalo saya selalu sholawatan (misal sholawat nariyah) panjenengan terganggu???
Emang sini siapa yg sholatnya khusyuk?
Coba kalo seumpama anda sholat dirumah suasana sepi, hening. Tiba2 ujan dan jemuran anda blm diangkat. Saya yakin pasti pikiran anda kesitu.. padahal ujan itu berkah dr ALLAH SWT.. apa ya anda mau menyalahkan ujan??

Tidak perlu pengeras suara,,
Tidak ada di jaman Rasulullah,,titik

Tidak perlu pengeras suara,,
Tidak ada di jaman Rasulullah,,titik

Jelas Ganggu yang lagi sholat sunnah qabliyah,jadi nggak konsentrasi bacaan sholatnya dan mengurangi kekhusyukan.

Kalian semua juga koment doang ga ada sumber dalilnya, terangkan jangan cuma ngomong ga boleh lah, boleh lah dan ga bener lah, benar lah pada sotoooy

Mensyiarkan Islam itu dg budaya setempat yg di isi dg nilai 2 Islam, agar dakwah bisa diterima,karna Islam turun bukan di wilayah yg kosong budaya. Pada saat Islam turun bangsa arab sdh berbudaya tinggi, dan Islam mengakomodasi budaya tsb

Mensyiarkan Islam itu dg budaya setempat yg di isi dg nilai 2 Islam, agar dakwah bisa diterima,karna Islam turun bukan di wilayah yg kosong budaya. Pada saat Islam turun bangsa arab sdh berbudaya tinggi, dan Islam mengakomodasi budaya tsb

assalamu'alaikum
sebelumnya maaf
kalian yang merasa sholatnya terganggu karena pujian di masjid sholat sunnahnya di rumah aja.. atau kalau gak mau telinganya di tutupi dengan sesuatu sampe suaranya gak kedenger....
gitu aja repot..
lagiankan pujiankan ada dalilnya

Pernah baca sidang wali? Hanya sunan Kalijaga yg memperbolehkan. Menurutnya kelak akan ada yg meluruskan.. Ehhh malah jadi tradisi

Kenapa waliyullah melakukan itu? Karena waktu itu masyarakat Jawa mayoritas Hindu Budha. Jadi beliau memperkenalkan agama Islam dengan sedikit membayar tradisi dan budaya tersebut (sunan kalijogo) . sunan Ampel tidak setuju karena dianggap menyimpang dari agama Islam. Tp sunan kalijogo ttp ngotot dan berkata kelak akan ada yg meluruskan ajaran itu. Ehhh.. Tapi sampai sekarang malah jadi tradisi.. Bisa dibilang di Jawa ini agama islamnya Hindu Budha yg di modifikasi

Kenapa waliyullah melakukan itu? Karena waktu itu masyarakat Jawa mayoritas Hindu Budha. Jadi beliau memperkenalkan agama Islam dengan sedikit membayar tradisi dan budaya tersebut (sunan kalijogo) . sunan Ampel tidak setuju karena dianggap menyimpang dari agama Islam. Tp sunan kalijogo ttp ngotot dan berkata kelak akan ada yg meluruskan ajaran itu. Ehhh.. Tapi sampai sekarang malah jadi tradisi.. Bisa dibilang di Jawa ini agama islamnya Hindu Budha yg di modifikasi

Pernah baca sidang wali? Hanya sunan Kalijaga yg memperbolehkan. Menurutnya kelak akan ada yg meluruskan.. Ehhh malah jadi tradisi

Karena membaca shalawat termasuk dzikir. Sedangkan di antara adab berdzikir, yaitu dengan suara pelan, kecuali ada dalil yang menunjukkan (harus) diucapkan dengan keras. Allah berfirman,

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِفْيَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

Dan dzikirlah (ingatlah, sebutlah nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [Al A’raf : 205].

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,”Oleh karena itulah Allah berfirman:
وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ (dan dengan tidak mengeraskan suara), demikianlah, dzikir itu disukai tidak dengan seruan yang keras berlebihan.” [Tafsir Ibnu Katsir].

Al Qurthubi rahimahullah berkata,”Ini menunjukkan, bahwa meninggikan suara dalam berdzikir (adalah) terlarang.” [Tafsir Al Qurthubi, 7/355].

Muhammad Ahmad Lauh berkata,”Di antara sifat-sifat dzikir dan shalawat yang disyari’atkan, yaitu tidak dengan keras, tidak mengganggu orang lain, atau mengesankan bahwa (Dzat) yang dituju oleh orang yang berdzikir dengan dzikirnya (berada di tempat) jauh, sehingga untuk sampainya membutuhkan dengan mengeraskan suara.” [Taqdisul Asy-khas Fi Fikrish Shufi, 1/276, karya Muhammad Ahmad Lauh].

Abu Musa Al Asy’ari berkata.

لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَاللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi atau menuju Khaibar, orang-orang menaiki lembah, lalu mereka meninggikan suara dengan takbir: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illa Allah. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Pelanlah, sesungguhnya kamu tidaklah menyeru kepada yang tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya kamu menyeru (Allah) Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia bersama kamu (dengan ilmuNya, pendengaranNya, penglihatanNya, dan pengawasanNya, Pen.).” Dan saya (Abu Musa) di belakang hewan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mendengar aku mengatakan: Laa haula wa laa quwwata illa billah. Kemudian beliau bersabda kepadaku,”Wahai, Abdullah bin Qais (Abu Musa).” Aku berkata,”Aku sambut panggilanmu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Maukah aku tunjukkan kepadamu terhadap satu kalimat, yang merupakan simpanan di antara simpanan-simpanan surga?” Aku menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah. Bapakku dan ibuku sebagai tebusanmu.” Beliau bersabda,”Laa haula wa laa quwwata illa billah.” [HR Bukhari, no. 4205; Muslim, no. 2704].

Karena membaca shalawat termasuk dzikir. Sedangkan di antara adab berdzikir, yaitu dengan suara pelan, kecuali ada dalil yang menunjukkan (harus) diucapkan dengan keras. Allah berfirman,

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِفْيَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

Dan dzikirlah (ingatlah, sebutlah nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [Al A’raf : 205].

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,”Oleh karena itulah Allah berfirman:
وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ (dan dengan tidak mengeraskan suara), demikianlah, dzikir itu disukai tidak dengan seruan yang keras berlebihan.” [Tafsir Ibnu Katsir].

Al Qurthubi rahimahullah berkata,”Ini menunjukkan, bahwa meninggikan suara dalam berdzikir (adalah) terlarang.” [Tafsir Al Qurthubi, 7/355].

Muhammad Ahmad Lauh berkata,”Di antara sifat-sifat dzikir dan shalawat yang disyari’atkan, yaitu tidak dengan keras, tidak mengganggu orang lain, atau mengesankan bahwa (Dzat) yang dituju oleh orang yang berdzikir dengan dzikirnya (berada di tempat) jauh, sehingga untuk sampainya membutuhkan dengan mengeraskan suara.” [Taqdisul Asy-khas Fi Fikrish Shufi, 1/276, karya Muhammad Ahmad Lauh].

Abu Musa Al Asy’ari berkata.

لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَاللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi atau menuju Khaibar, orang-orang menaiki lembah, lalu mereka meninggikan suara dengan takbir: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illa Allah. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Pelanlah, sesungguhnya kamu tidaklah menyeru kepada yang tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya kamu menyeru (Allah) Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia bersama kamu (dengan ilmuNya, pendengaranNya, penglihatanNya, dan pengawasanNya, Pen.).” Dan saya (Abu Musa) di belakang hewan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mendengar aku mengatakan: Laa haula wa laa quwwata illa billah. Kemudian beliau bersabda kepadaku,”Wahai, Abdullah bin Qais (Abu Musa).” Aku berkata,”Aku sambut panggilanmu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Maukah aku tunjukkan kepadamu terhadap satu kalimat, yang merupakan simpanan di antara simpanan-simpanan surga?” Aku menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah. Bapakku dan ibuku sebagai tebusanmu.” Beliau bersabda,”Laa haula wa laa quwwata illa billah.” [HR Bukhari, no. 4205; Muslim, no. 2704].

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Hukum Membaca Al Qur’an dengan Keras Ketika Ada Orang Sholat

Segala puji hanya kembali dan milik Allah Tabaroka wa Ta’ala, hidup kita, mati kita hanya untuk menghambakan diri kita kepada Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu apapun dari hambanya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad bin Abdillah Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, beserta keluarga dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.

Pertanyaan :

وَسُئِلَ – رَحِمَهُ اللَّهُ – :
فِيْ مَنْ يَجْهَرُ بِالْقِرَاءَةِ وَ النَّاسُ يُصَلُّوْنَ فِيْ المَسْجِدِ السُّنَّةَ أَوْ التَّحِيَةَ. فَيَحْصُلُ لَهُمْ بِقِرَاءَتِهِ جَهْرًا أَذًى, فَهَلْ يُكْرَهُ جَهْرُ هَذَا بِالْقِرَاءَةِ أَمْ لَا ؟
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rohimahullah pernah ditanya,

“Tentang orang yang membaca Al Qur’an di mesjid dengan menjahrkannya/mengeraskan suaranya sedangkan pada saat itu ada orang yang sedang sholat sunnah di mesjid atau tahiyatul mesjid. Sehingga orang yang sedang sholat tersebut merasa terganggu dengan bacaan yang dijahrkan tersebut. Maka apakah membaca Al Qur’an ketika keadaan seperti ini dengan menjahrkan makruh/dibenci hukumnya atau tidak ?”

Jawab :

فَأَجَابَ :

لَيْسَ لِأَحَدِ أَنْ يَجْهَرَ بِالْقِرَاءَةِ لَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا فِي غَيْرِ الصَّلَاةِ إذَا كَانَ غَيْرُهُ يُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ وَهُوَ يُؤْذِيهِمْ بِجَهْرِهِ ؛ بَلْ قَدْ { خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ وَهُمْ يُصَلُّونَ فِي رَمَضَانَ وَيَجْهَرُونَ بِالْقِرَاءَةِ . فَقَالَ : أَيُّهَا النَّاسُ كُلُّكُمْ يُنَاجِي رَبَّهُ فَلَا يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ } .

Beliau Rohimahullah menjawab,

“Tidak boleh bagi seseorang menjahrkan/mengeraskan bacaan Al Qur’annya baik itu di dalam sholatnya ataupun di luar sholatnya jika orang selain dirinya yang sedang sholat di mesjid merasa terganggu dengan bacaan Al Qur’annya yang dijahrkan. Bahkan Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam telah menegur orang yang ketika itu dia sholat dengan mengeraskan bacaannya di Bulan Romadhon. Beliau Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan,

أَيُّهَا النَّاسُ كُلُّكُمْ يُنَاجِي رَبَّهُ فَلَا يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ
“Wahai manusia sekalian. Sesungguhnya seluruh kalian sedang bermunajat kepada Robb nya maka janganlah sebagian kalian mengeraskan suaranya atas orang selainnya”[1].

Tapi itu sangat mengganggu sekali....apalagi dengan bersuara keras menggunakan speaker dalam masjid. Untuk yang sedang shalat sunat Qobliyah sangat terganggu.
Dalilnya tidak shahih dan terlalu dipaksakan.... malah bertentangan dengan dalil2 shahih yang menganjurkan berdo'a antar adzan dan iqomat dan tidak mengeraskan suara/berkata2 apalagi bersenandung apabila ada yang sedang sholat.
Semoga bisa mencerahkan dan diberi hidayah.....Amin.

Pencetakan Qur-an bukanlah bid'ah sebab syariatnya atau isinya tidak ada yang diubah. Bid'ah itu membuat syariat baru yang tidak pernah dijelaskan oleh Qur'an dan tidak pernah diajarkan oleh rasul. Kalau puji-pujian dgn suara keras disyariatkan oleh rasul tentu rasul sebagai manusia yang paling baik ibadahnya sudah lebih dahulu mempraktikannya. begitu pula generasi terbaik setelah nabi yakni para sahabat( khulafaur rosidin)yang sangat taat pada Allah dan sangat taat kpd nabi tidak pernah mempraktikan puji-pujian semacam itu.

Kalo memang tidak suka atau merasa hatinya panas atau merasa terganggu dengan adanya lantunan sholawat/puji pujian menyebut asma Allah ya monggo.. tp tdk perlu menyalahkan orang lain yg merasa nikmat luar biasa dalam memuji asma Allah dan Rasul_Nya...hendaklah jgn mengatasnamakan kepentingan orang lain kalo toh itu hanya pendapat/keinginan pribadi semata...

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾

aneh memang kebanyakan orang islam jaman sekarang ini yang sunah malah ditinggalkan yang ga jelas asalnya malah dipertahankan, seakan itu sudah tradisi, agama jangan dicampur tradisi bro, setelah adzan ya sebaiknya sholat sunnah yg sudah jelas hukumnya, kok malah nyanyi yg ga tau buatan siapa, apa bener wali Allah seperti itu suka nyanyi di masjjid

yg melakukan syiiran dlm masjid jg sdh tahu itu bagian dr budaya. tdk semua budaya non-arab itu jelek. bisa sbg media dakwah.
Pertama, dari sisi dalil, membaca syair di dalam masjid bukan merupakan sesuatu yang dilarang oleh agama. Pada masa Rasuluhah SAW, para sahabat juga membaca syair di masjid. Dalam sebuah hadits yg sdh tercantum di atas:


Dari Said bin Musayyab, ia berkata, "Suatu ketika Umar berjalan kemudian bertemu dengan Hassan bin Tsabit yang sedang melantunkan syair di masjid. Umar menegur Hassan, namun Hassan menjawab, `aku telah melantunkan syair di masjid yang di dalamnya ada seorangyang lebih mulia darimu(Nabi). Kemudian ia menoleh kepada Abu Hurairah. Hassan melanjutkan perkataannya. Bukankah engkau telah mendengarkan sabda Rasulullah SAW, jawablah pertanyaanku, ya Allah mudah-mudahan Engkau menguatkannya dengan Ruh al-Qudus. Abu Hurairah lalu menjawab, Ya Allah, benar (aku telah medengarnya).' (HR Abu Dawud [4360] anNasa'i [709] dan Ahmad [209281).

Mengomentari hadits ini, Syaikh Ismail Az-Zain menjelaskan adanya kebolehan melantunkan syair yang berisi puji-pujian, nasihat, pelajaran tata krama dan ilmu yang bermanfaat di dalam masjid. (Irsyadul mu’minin ila Fadha'ili Dzikri Rabbil 'Alamin, hlm. 16).

tp saya sadar adu dalil spt ini pun kurang ngefek. krn kecenderungan org mengikuti sebuah aliran,sekte,atau ideologi sebenarnya lebih didasari aspek psikologis seperti kedekatan emosi dan insting primordial. jgnkan hanya soal furu' spt ini, membunuh sesama muslim dg mengebom masjid yg sedang ada jumatan saja bisa dicari rasionalisasinya dg dalil-dalil hadis bahkan al-Qur'an. spt yg dilakukan ISIS.

ketika saya merayakan kelahiran Nabi dengan sholawatan maulidurrasul orang yang beda faham dan aliran memprotes hal tsb sbg bid'ah. gak ada dalilnya di al-Qur'an atau hadist. saya hanya berkata dlm hati: "dia merayakan ulang tahun anaknya gk dicari dalilnya, saya merayakan ulang tahun idola dan panutan saya kok disuruh-suruh nyari dalilnya".

Yg salah tu yang gak shalat dan gak shalawatan.

Kalau ada orang lagi sholat, ya jangan dikeraskan lah pujiannya. Gx semua orang sehebat anda bisa fokus saat sholat dan tanpa merasa terganggu jika di tengah bunyi2an keras. Bacaan Al Quran saja lebih baik dipelankan suaranya saat ada orang sholat didekatnya.

Jangan terlalu menyibukan diri dengan perpecahan, perselisihan. Tapi sibukkan dengan ilmu. SIBUKAN DENGAN ILMU, SIBUKKAN DENGAN ILMU. Kemudian BERAMAL SHALIH.

sip..setuju tuh pak ustad...mana mungkin ada larangan akan puja dan puji akan hal yg baik didalam islam...

kalo didunia ini ada pakar agama yg bisa memberikan sepotong ayat dalam alqur'an atau hadist yg menentukan waktu dan jamnya untuk membaca shalawat dan istigfar.maka saya akan berhenti untuk puji2an di dalem masjid atau musolah setelahsaya adzan,karena isi puji2an saya setelah adzan adalah memuji AllahSWT solawat dan istigfar dan nasehat2 tentang agama.kalo semua mengklaim saya membaca solawat dan istigfar setelah adzan itu bid'ah dholalah maka sesungguhnya anda2 semua yg sesat,karena ALLah saja dan para malaikatnya juga bersolawat kepada nabi Muhammad SAW.dan itupun tidak ditentukan dimana dan kapan.bahkan dianjurkan setiap waktu.terimakasih.

1.Berdo'lah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan perlahan
lahan,karena sesungguhnya Tuhan Alloh itu tidak senang dengan
orang orang yg melebihi batas(dalam berdo'a).
(Q.S .7.Al A'rof:55)
2.Dan ingatlah(sebutlah)Tuhan dalam dirimu dengan merendah di
ri serta rasa takut dan dengan suara yg tidak keras.
(Q.S.7.Al A'rof :205)
3 Dan perlahankanlah suaramu,oleh karena sejelek jelek suara
itu suara himar.(Q.S.31.Lukman:19)
4.Telah berkata Ibnu Umar:Sesugguhnya Rosululloh S.A.W.pernah
keluar (dari rumah ke masjid)pada waktu itu para sahabatnya
sedang sholat,dan masing masing saling mengeraskan bacaanya
Maka Rosululloh S.A.W bersabda:Sesungguhnya orang yg sholat
itu sedang berbisi bisik dengan Tuhannya Yang Maha Mulia,
Oleh karena itu hendaklah ia perhatikan(rasakan dlm hati)a-
pa yang sedang dibisikkannya itu.dan janganlah kamu saling
mengeraskan bacaan Qur'an hingga mengganggu yg lain.
(H.S.R.Ahmad )S.J.11/844.
5.Telah berkata Sa'id:Saya telah mendengar dari pada Rosulull
oh S.A.W bahwa beliau bersabda:"Sesungguhnya akan ada suatu
kaum yang melanggar batas di dalam berdo'a"
(H.S.R.Abu Dawud dan Ibnu Majjah)

Semoga ini bisa jadi petunjuk Amien...

Assalamualaikum.Wrb..sudah semuanya benar.ukhuwah islamiyah harus tetap terjaga.jgn saling senggol..lama lama nanti kaya sunni vs syiah ...saling penggal kepala ustadnya..

Stop saling menyalahkan ,jangan terbawa pengaruh profokator perusak agama kita,kita ini ya hanya lah hamba soo yang maha tau dan benar siapa???ya yang maha esa yang tau,jadi kalo ingin tau siapa yang salah dan yang benar ya nunggu mati dulu V,mudah2an saja benar semua amiin.
Janganlah merasa diri kita yang paling benar kita lo siapa hayo😀,yang terusik atau yang apalah jangan di perpanjang dong soal nya apa melukai atau sampai kenapa2,udah sabar itu baik kok dan damai itu indah

Mas mudah mudahan tambah paham solawatan tidak dilarang bahkan dianjurkan tapi jika dilakukan antara azan dan iqomah jika ada jamaah lain sedang sholat ya pelankan karena rosul mendapati seseorang membaca alquran sementara ada yang sholat beliau menegur suaramu jangan melampaui orang yang sedang sholat nanti mengganggu kekhusukannya karena orang yang sedang sholat sedang bermunajat kepada Alloh,bukankah ini salah satu hadist secara implisit melarang pujian ketika orang lain sedang sholat maka kita harus bisa mempatkan apalagi pujiannya pakai speaker kan bisa mengganggu khusyuk

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Biasane datengnya pas iqomat....gak sempat tu dzikir..

Duduk wong NU iki..akhi akhi...

Sip malahan...situ blm bisa ya...belajar ya

Ya gak apa apa...yg suka 100jt yg gak suka cuman dimas lintang aji...
Udah dilumruskan dg pujian kepada alloh dan rosulnya setiap hari

Paling ya gak pernah qobliyah..datengnya terlambat trs..

Apa perang itu yg perlu dicontoh...mestinya mereka pujian trs...biar gak perang trs

Yg penting niat dan iman di hati...apa orang budha hindu kristen yahudi gak ada gunanya.buat apa Tuhan menciptakan mereka..semua kebutuhan sehari hari kita mayoritas yg cukupin orang kafir..china dan yahudi..apa lantas terus haram semua..kan ya tidak..transportasi kita aja kita ditolong orang kafir jepang...jangan terlalu sempit pikirannya

Berati naik unta ya..jangan naik motor dan mobil...jangan pake hape...udah salah antum nulis disini...rosululloh blm pake hape

Ternyata Banyak Nabi Baru Disini... Padahal ISLAM itu agama Paling Mudah... dan ALLAH SWT paling Pemarah lagi Panyanyang...
Anda Beribu2 Melakukan dosa dan Ketika Sakrotul Maut datang Anda Bertobat ALLAH SWT pun mengampuni Anda...
Apalagi ini Memuji ALLAH SWT & RASUL Nya...
Nikmat Manalagi yg kau pungkiri???

Maaf #PEMARAH maksudnya PEMURAH

wes ra sah kokean omong menengo wae nak kon kate pujian monggo nangeng ojo mekso liyane pujian,tros nak kon ora pujian yo menengo ojo ngomong tok nyalah no ganggu lah ra oleh lah bid'ah lah...
kon ng ndonyo kate lapo?
nyalahne liyan ta?
lak yo dudu..
kon ng ndonyo kui kate mati rek,
ojo entekne nyowo kem karo rame perkoro muamalah,nk kon kate rame kae perkoro sg genah syar'i ne salah jek akeh.
salam 86

Sebetulnya pujian selepas azdan itu bgus..sudah ad pda zaman dlu..jg para waliyullah yg dtang dari arab..bagi yg gk perna mengamalkan maka amalan ini lebih baik utuk mngajak brjamaah bersama..jng marasa risih..cba.lihat kseharianmu
sudah betulkah kmu sholat..ap selalu hadir di stiyap kumandang adan..lihat anak istri kluarga.ddik dlu..bru orang lain..jngn asl klim ..coba lihat di masjidmu penuh gk..coba lihat selepas adan apa yg d lakukan d sekitar masjid kmpungmu.apa berkrumun..nugkin kmu tau jwabany..tntang prilaku desamu..baik gak..

Sebetulnya pujian selepas azdan itu bgus..sudah ad pda zaman dlu..jg para waliyullah yg dtang dari arab..bagi yg gk perna mengamalkan maka amalan ini lebih baik utuk mngajak brjamaah bersama..jng marasa risih..cba.lihat kseharianmu
sudah betulkah kmu sholat..ap selalu hadir di stiyap kumandang adan..lihat anak istri kluarga.ddik dlu..bru orang lain..jngn asl klim ..coba lihat di masjidmu penuh gk..coba lihat selepas adan apa yg d lakukan d sekitar masjid kmpungmu.apa berkrumun..nugkin kmu tau jwabany..tntang prilaku desamu..baik gak..

Sip,,,habib@ saya termasuk org yg masih menjalankan hal tersebut di kampung saya setiap hari Selepas azan ,,,selalu sholawat pujian ,,Bahkan Tahlilan pun sampe sekarang masih ,,Dan Alhamdulilah ,,Tida Saling menjelek jelekan Semua Rukun sesui keyakinanya masing masing ,,Semua kembali ke pada niat masing masing ,,Walam ,

Sip,,,habib@ saya termasuk org yg masih menjalankan hal tersebut di kampung saya setiap hari Selepas azan ,,,selalu sholawat pujian ,,Bahkan Tahlilan pun sampe sekarang masih ,,Dan Alhamdulilah ,,Tida Saling menjelek jelekan Semua Rukun sesui keyakinanya masing masing ,,Semua kembali ke pada niat masing masing ,,Walam ,

Kalau hanya shalawat saya setuju. tapi puji-pujian tu lo yang kadang tak wajar pakai bahasa jawa pula. Bahkan udah seperti di panggung hiburan puji-pujiannya seperti penyanyi kalau di kampung saya sih.

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Aku setuju muji ke allah. Bukan cuma mulut.darah. kemaluan.sampe kedubur silahkan muji jgn putus2. Cuma jgn kelewat kenceng maenin toa atau sepeker karna bukan cuma di masjid orang yg ibadah bro. Tidak semua orang kesiangan bro.Tapi terserau ente.

Haha, klo soal bidah, saya pernah dgr juga tpi beda kasus, trs ada suatu guru, ya gk usah d sebutin namanya. Beliau bilang, iya emg itu gk ada larangannya. Salat subuh 3 rakaat aja gk ada larangannya😊coba cari salat subuh 3 rakaat ada larangannya gak😊ane cuma lanjutin dri apa yg guru itu sampaikan. Kita itu ngikutin ajaran rasulullah, beliau gk ada lakuin ya jangan d lakuin, itu lebih baik.
Jdi saya bukan gk setuju sama siapapun, hanya ngasih tau aja.

sesuatu yang baik belum tentu tetap baik ketika dilakukan pada waktu dan tempat yang kurang atau tidak tepat. Berdzikirlah kepada Allah dengan hati yang khusyu`, tawadu`. Takut tidak diterima oleh Allah apa yang kita lakukan karena hanya menuruti hawa nafsu semata. Jangan samakan antara beriteraksi sesama manusia dengan berinteraksi dengan Allah. Mestinya kita lebih punya tata krama...saudaraku

Wah..do gontok perkoro pujian,seng biasa pujian, monggo pujian. seng ra biasa, yo wes ra sah pujian. masalah sembahyang ra khusuk ki mergo ati rong jenek.ra mergo suarane wong pujian.nek wes madep mantep, ojo maneh suoro pujian, ono bledek ae ra krungu.Intine ayo podo noto atine dewe-dewe.ikhlas ibadah ben nyampek tujuane.

Biasany yg tr'ganggu oleh kalimat-kalimat dzikir adalah Iblis atau sejenisnya.. krn mereka tdk pernah dicantumkan Allah untuk di puji-puji..

katanya pujian=dzikir, tapi kok dikeraskan? kau ini bagaimana?
anda bilang "katanya" ini dalil hadist, tapi kitab suci anda, al-qur'an, sekadar anda baca untuk khataman belaka tanpa dipahami. kalopun dipahamii hanya sebagian saja toh yg menurut anda atau guru anda itu menguntungkan? cobalah kita jujur. mari kita belajar mengaji mulai awal. Mari kita jujur thd al-quran, kita pahami, coba deh anda baca QS. AL-A'RAF ayat 205, jika anda tetap mengelak, maka anda telah mendustakan ayat Allah Swt.

Mengganggu atau tidak itu tergantung dari hatinya...justru kalau saya shalat qabliyah ditemenin pujian sholawatan tambah khusyuk kok
Semuanya tergantung kekuatan diri

Saya dulu gk pernah sholat...tp sekarang lumayan lahh, karena diajak pengajian sama tetangga sy, sampe sekarang udah agak bisa baca Al quran...adzan juga uda bisa...niatnya saya browsing ini pengen ngapalin puji"an tiap saya abis adzan...tapi abis sy baca coment"a jadi bingung mana yg bener... pujian itu boleh apa enggak

Sangat setuju, di negeri asalnya Islam pun sampai hari ini tidak ada yang melakukan pujian2 apalagi pakai pengeras suara, kalo antum2 sekalian sudah pernah ke negeri asal Islam silahkan cari masjid mana yang berani melantunkan pujian2 ato suara keras antara adzan dan iqomah, lebih baik zikir masing2 dan berdoa dengan khusyu, menghargai jamaah yg sedang sholat sunnah agar khusyu. Pujian2 yg ada saat ini hanya berlaku di aliran tertentu yg konon tujuan tersebut dipakai para walisongo untuk membuat tertarik para orang/warga agar mau mempelajari islam dan datang sholat berjamaah karena para wali memang sedang bertugas menyiarkan agama Allah, kalo jaman sekarang tetap dilakukan justru jadi berantakan ibadahnya karena pelakunya bukan wali dan suaranya pun kadang iwan falls yg sumbang, kasihan jamaah yg datang ingin khusyu ibadah sholat sunnah terganggu dengan suara gaduh yg ditimbulkan. Sebagian ustadz mungkin sudah melanjutkan ajaran ini turun temurun..tidak ada masalah bila di daerah tersebut mayoritas sedang dalam pembelajaran akan mengislamkan warga sekitar, namun dirasa cukup sampai disitu saja karena memang tidak ada dalil yg shahih apalagi sunnah rosulnya, cukup jelaskan? Mudah2an para pengikut ajaran islam nabi besar rasulullah Muhammad salallahu alaihi wassalam di negeri ini tidak terpecah karena modernisasi ajaran sunnah rosul dan tambahan2 adat yg jelas bertentangan dengan agama muslim.

Benar sangat mas Muhson Son, suara yang ditimbulkan sangat mengganggu sy saat sedang khusyuk sholat sunnah pikiran sy jadi ngikutin kata2 yg keluar dr mulut si pelaku, biasanya dilakukan setelah adzan maghrib dan isya, krn kl dhuhur dan ashar pelakunya malu2 krn byk pejabat yg hadir, kalo subuh kadang ada kadang tidak

Asline kowe kepo...hahaa

Cuma Sunan Kalijaga aja

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Ndasmu kri, mugo2 radang tenggorokanmu

Nama doang nih Habib, komen ngasal gak jelas, kerja sono

Hati2 satu kampung diazab, contohnya uda banyak, banjir melanda 3 desa, 5 kampung, tanah longsor

Biasanya yg ngelakuin nyanyian itu pengen pamer kalo dia juga hapal ato suaranya dipikir merdu

Mana ada setan iblis sholat sunnah bung, yg ada denger adzan aja kabur, yg ada setan di hati orang yg ganggu orang mau khusyu sholat, ngerti jon?

Betul pak ustadz, memang mereka termasuk orang2 yg lalai, karena ajaran yg sudah salah ditradisikan

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Boleh tp dipelankan utk sendiri atau dalam hati, perhatikan jamaah lain ada yg sedang sholat sunnah ato tidak, hablu minallah wa hablum minannas selama tidak mengganggu ibadah sholat orang lain

Astagfirullahal'adziim....misil bid'ah spt Itu bkn pd tmptnya krn Itu tdk ada kaitannya dgn ibadah, Mhn difahami dl apa yg dimaksud bid'ah dlm konteks Islam spy tdk gagal faham....

Karena tidak mau mengijuti amaliah NU, jafi suasana keagamaan terasa kering. Otak saja yang diasah, hati dan perasaan keropos. Jangankan pujian, sebelum sholat, berdzikir setelah sholat saja masih gagap. Saya sering berjama'ah di musholla sebelah, tiap selesai sholat ya diam saja, entah yang dibaca do'a apa. Dari latar balakangnya yabg tidak pernah mengaji, sekolah di umum, pengajian umum dan rutin juga jarang diikuti, darimana dia bisa berdzikir, mengarang....?

Ini Indonesia, sejarah masuk Islam ke negeri lain sama Indonesia berbeda. Apa yang dilakukan walisongo jauh lebih bijak dibanding anda. Keilmuan, nasab, adab, dan derajat anda tidak ada apa-apanya dengan para penyebar Islam di negeri ini. Jangan buru-buru memberi label salah.

Silahkan mau shalawatan, puji pujian, baca al qur'an atau dzikir...tapiiii
Tapiii enggak usah dikeraskan apalagi pake pengeras suara kaliii. Mengganggu orang yang mau shalat sunnah tau. Pada ngeyel aja nich.

Sungguh beruntung aku tidak belajar pada guru/ulama yang suka mencela, membid'ahkan, bahkan mEngkafirkan Sudara sesama muslim nya Yang mana hal tersebut tidak ada pada diri Sayyidina Muhammad Shallallahu alaihi wa ala alihi wa shahbihi wa sallam. Rasulullah tidak mengajarkan untuk mencela, membid'ahkan, apalagi mengkafirkan. Jagalah Lisan ini dari hal yg demikian Ya Rabb.

selamanya tetap beda, yang A, ISLAM kuna, yang B,ISLAM modern.

Gak ada dalilnya.....menggangu orang yang sholat qobliyah.....nyanyi2 kayak di gereja, di masjid tidak boleh buat nyanyi2, berdoa beda dengan baca syair atau puji2 an dan berbeda dengan sholawat.....ada tempat dan waktunya sendiri2....

Islam rahmatan Lil a'lamiin... Instrospeksi diri aja... Menjadilah org bijak.. Utamakan persatuan ummat. Suka gk suka simpan dihati ajah, qunut gak qunut ikutin imamnya aja..Yg penting WITA niat beribadah...
Wallahu a'lamiin bishawab

mas jgn saling menyalahkan dan membidahkan..khusuk itu menyerahkan amal ibadah krn Allah semata...hidup banyak cobaan..sholat pun bgitu..slama ihlas krn Allah suara apapun tidak akan mngganggu kekhusuan kita..perhatikan bacaan sholat..jgn memperhatikan suara..banyak kok suara mobil lewat..anak2 menangis..bermain..kadang suara tetangga..tapi slama ihlas khusuk..suara2 tidak akan mengganggu ibadah kita..apalagi suara memuji Allah yg maha terpuji..trimakasih wassalamualaikum

Oh, jadi Islam untuk Indonesia itu beda dengad negara lain..

Apa wali Songo lebih mengerti daripada rosululloh..

Soale kupingé cureken alias kopok
alias (dubleg) ..

Inallahawamalaikatuyusolluna alannabi.ya ayyuhalladzina amanu sollualaihiwasallimutaslima. " tolong jgn menyalahkan orang bersholawat dg pelan atau keras ya.krn kita membacanya ditempat yg suci.yg tdk dianjurkan membacanya hanya ditempat yg kotor.klo masjid diartikan tempat kotor sama anda lain lagi urusannya.klo anda mau saling menyalahkan sipahkan berangkat kepalestina saja jgn di indonesia.krn disana terjadi perang krn tdk ada yg saling memhargai.jd tolonglah saling menghargai.krn semua imam dulu meskipun beda faham mereka tetap saling menjaga dan menghargai satu sama lain.terimakasih

Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada kita semua, umat Nabi Muhammad SAW, Amin.. Menjaga prasangka buruk dan melindungi kita dari segala hawa nafsu yang menjerumuskan ke dalam kesalahan dan tergolong golongan yang sesat dari Jalan lurusnya.

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Saya lebih setuju Berdoa dan berdzikir pada saat Jeda antara Adzan dan Iqomah,karena itu jelas2 ada Anjurannya,karena Do'a dikabulkan itu dipengaruhi beberapa Faktor:
1.Orang yg berdo'a.
2.isi Do'a.
3.Tempat berdo'a.
4.Waktu berdo'a.
dan salah satu waktu yang Do'anya tidak akan Ditolak,dan akan dikabulkan Alloh salah satunya pada waktu Jeda antara Adzan dan Iqomah itu sendiri.
dan menurut Hemat saya sya'ir pujian Tidak termasuk Do'a atau Dzikir.karena sebaiknya Doa dan dzikir dilakukan dgn khusyuk,tidak perlu pakai speaker.Alloh maha mendengar.Alloh maha Mengetahui apa yg ada dlm Hati Manusia.
Maaf bagi yg kurang berkenan.

setuju Banget dgn Mas Nuryanto.

Setuju sekali dengan pendapat Mas Muhson son.....

setuju dgn pendapat Anda akhi....

mending belajar lebih banyak...dari oada debat....ga penting...

Setelah adzan, di isi pujian dari pada ngobrol yang gk penting...
Di isi pujian juga sambil menunggu imam datan dan para jamaal yang masih berjalan di saat rmh nya agak jauh...
Setelah sudah sekian banyak berkumpul....

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Mungkin yang dimaksud dalil ini bagus, agar senantiasa mengajak jamaah untuk berdoa atau berzikir sembari menunggu waktu iqomat tanda ditegakkan sholat. Namun, di era modern ini perlukah menggunakan pengeras suara (Horn Masjid) untuk mengumandangkan syair pujian ?
Mohon pencerahannya.

TERSERAH YA mau pujian, sholawatan, berdzikir, Qobliyah dan sebagainya.
Tapi jangan pakai speaker. NYATANYA BANYAK YG TERGANGGU KAN?
Kan kita harus menghargai orang lain.
Agar tidak terjadi perdebatan dan pertengkaaran. Yg sesama muslim aja terganggu apalagi yg non muslim. Itu tidak toleransi.
Padahal nabi mengajarkan AKHLAK MULIA.
Coba simak riwayat2 nabi yg sabar lemah lembut terhadap orsng kafirpun.
Bahkan dlm Alqur'an banyak ayat yg mengajarkan budi pekerti baik dan menyakiti sesamamu adalah dosa yg besar. Karena egois mau menang sendiri itu perbuatan setan.

Jadi kalo tidak ada yg terganggu pasti tidak ada perdebatan/ pertengkaran.
Salam damai.

Sholawatan, pujian, tahlillan, yasinan itu semua baik. Asal tidak terlalu keras. Yg penting saling menghargai. Yg tidak menghargai sesama itu adalah: Yg mencela ngatain bid'ah dsb dan yg mengumandangkan dg suara terlalu keras sampai menggangu yg lainnya.

AKHLAK MULIA#

Diriwayatkan At-Tirmidzi, Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu Rasulullah SAW menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata, ”Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka BERTERIAK TERIAK, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi).


Baginda Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّكُمْ لَا تَسَعُوْنَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ فَلْيَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنِ الْخُلُقِ. رواه الترمذي

“Sesungguhnya kalian tidak akan bisa menarik hati manusia dengan harta kalian, maka tariklah hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak mulia” (HR. Tirmidzi)


Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-A’raf:55).

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhya mereka telah memikul ke bohongan dan dosa yang nyata." (QS al-Ahzab: 59).


Saudara2ku yg tercinta...
pasti kita tidak akan menentang ayat2 ALQUR'AN kan?

🌻🌺🥀🌹🌷💐




Orang yang shalat di atas Kendaraan dan ditengah kebisingan kota ataupun di jalan bisa mengganggu nggak ya ?

masalah khilafiyah kalau diperdebatkan sampai qiamat g selesai.maka hormati faham kain belajarlah perbandingan madzhab. agar kita lebih lebih bijaksana dalam mengemukakan pendapat.
..

insyaAllah saya suka pujian pelan dan menyentuh hati, sampai bisa nangis mendengarnya, subhanallah

Doa itu tidak selalu sama, dan tidak harus pakai bahasa arab, dan bukankah doa yg mereka lantunkan tafsiran dari bahasa arab, jangan sempit kalau berfikir, lagipula tidak semua orang mengerti bahasa arab bukan? Yang terpenting kata-katanya baik, sopan, dan bermanfaat

Kalau masih merasa terganggu dgn puji"an kepeda Alloh dan puji"an pada rasulullah....berarti wkt takbirotul ikhrom pikiran nya ngelantur...

Belajar usul fikih yg benar mas brow...

Merasa terganggu dgn puji"an pada Alloh dan rasulullah....berarti sholatnya gk pakai takbirotul ikhrom / takbirnya gk pakai kalimat Allohu Akbar.

Merasa terganggu dgn puji"an pada Alloh dan rasulullah....berarti sholatnya gk pakai takbirotul ikhrom / takbirnya gk pakai kalimat Allohu Akbar.

Silahkan anda melaksanakan apa yg anda laksanakan ..jng gampang menganggap orang lain salah....

Kenapa harus diributkan
..yang ga boleh tuh menurut saya yang ga solat tapi komen sana sini seolah dia sdh paham.

Selalu gagal panen eh maaf salah gagal paham maksudnya,yg namanya dalil itu kan jelas merujuk pada perintah bukan larangan to

Sesama muslim kok pada ga akur. Apa kalian merasa diri kalian yg paling bener? Apa kalian merasa kelak ga di hisab? Carilah kasih aayang, jgn cari perpecahan. Salam. Gus Zam

Maaf..maaf banget ini mah,takut salah.
Kalau salah jgn dihina hina, diomelim yaaa...maaf
Setahu saya kitab Zabur isinya puji2an.
Bukankah Al-Qur'an adalah kitab yg menyempurnakan kitab2 Alloh sebelumnya Dan bukan meniadakan.
Saya pikir bukan puji2annya yg dilarang, tapi waktu melakukannya yg kurang tepat.
Maaf kalau salah.

Kitab Zabur isinya puji2an khan ?

Ini semua bodoh atau pada sok tau ya?
Di artikel itu di bilang boleh sholawat atau pup ujian cuma kalau orang lagi ga sholat qodir supaya apa❓ agar mengkonstruksi kan orang yang belum sholat bukan tidak mengikuti Amaliah NU..
Coba lah pelajari islam itu, kan udh banyak sekarang yang di rubah, dulu meminta doa kepada para nabi, para wali, sedang kan Rasulullah mengajarkan meminta doa itu tiada perantara tetapi langsung kepada Allah SWT, dan dulu juga menjelang ramadhan umat muslim yang di Jawa mencuci kris atau barang pusaka padahal itu ga boleh sama fatwa MUI karena itu termasuk musyrik, dan di benarkan oleh para Syeikh dari Arab Saudi,ilmu itu luas, emang kata kata nya salah ya bahwa sholawat setelah azan itu salah, engga kan, karena ada yang sedang sholat, sekarang saudara antum meninggal dan ada yang harus nya mendoa kan khusyuk atau Yasinan lalu antum sholawat Nabi, apa itu benar?
Dan antum harus tau bahwa dulu ada acara 1 bulanan, 2 dua bulanan dsb, kan antum tau itu apa? Itu budaya orang hindu, dan sama kita di turuti padahal rasul udh bilang jangan ada alat perantara doa kecuali air, yang saya lihat ada kembang lah, ini lah itu lah, coba sekarang antum bayang kan.. Dan coba lah kita cari tau dulu

Anulir tadi maksud nya tidak ada media
Doa kecuali Air dan tidak ada tempat meminta doa selain kepada Allah, bahkan nabi melarang untuk tidak memohon doa kepada nya tetapi nabi mengatakan langsung kepada Allah

Contohlah Rasulullah dan Sahabat... Kenapa mesti membuat buat...apakah yang membuat pujian atau yg mengamalkan lebih pintar dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan Sahabat Radiallahu Anha?

Waduh rame bngt ampe pusing baca postingan.
Gini z deh masbro/mbakbro, pakbro/bubro pernah terpikir gak ketika menyuapi makan pada anak2? Biasanya supaya mau makan kadang sambil mainan ato jalan2 bahkan dirayu-rayu. Betul??
Nah angga p z gitu, pkir z ndiri ah mles ngetiknya

Di depan ka,bah q nggak ada pujian pake speaker ya...🤣🤣

Hukumnya ibadah adalah haram kecuali ada dalil yang menbolehkan, makanya lucu kalau ada suatu ibadah, sesorang bertanya mana dalilnya yang melarang ibadah. Jelas tidak ada dalil yang melarang (kecuali disebutkan dilarang dalam Al Quran dan AsSunnah yang shahih), karena karena kaidah umumnya setiap ibadah adalah haram kecuali ada dalil shahih yang membolehkan.... Contoh: apakah ada dalil yang melarang sholat shubuh empat rakaat...tidak akan ditemukan dalil melarang sholat shubuh empat rakaat...apakah ada ada yang mau melakukan sholat shubuh empat rakaat (padahal kalau ikuti perasaan dan dan pikiran manusia itu baik karena banyak ibadahnya), namun ketika ada ada dalil yang shahih datang pikiran dan pe da perasaan manusia harushditinggalkan. Beda dengan kbiasaan sehari hari (muamalah) itu semua diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkan... Wallahu A'lam

Saya saja sangat rindu untuk mendengar bahkan ikut melantunkan pujian seperti itu yang sering dilakukan oleh kaum Nahdliyin.

Ada pendapat yg lain ttg tidak boleh zikir setelah solat dg bersama dg suara keras.namun banyak kita temui masjid musola jamaahnya setelah solat pada lari..tanpa zikir ...jadi mana manfaatnya..jadi lebih bermanfaat zikier bersma kaya NU.nyata dan fakta jamaah anti zikir bersama habis solat pada lari.kalau NU.nunggu sampai doa.

Sebaiknya setelah adzan dan menunggu iqamat itu adalah berdoa atau sholat qobliyah bukan puji-pujian dengan suara keras karena mengganggu orang yang sedang bermunajat ,kalaupun mau puji-pujian sebaiknya dengan suara pelan saja.Jadi yang bermunajat tidak terganggu dan tetap bisa puji-pujian dengan suara pelan... Puenak To....?

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More