Kamis, 23 Juni 2011

PENILAIAN PARA ULAMA’ SALAF TENTANG SYI’AH IMAMIYYAH

Setelah mengikuti alur pemikiran dan aqidah syi’ah Imamiyyah seperti tersebut di atas, maka para ulama’ salaf, Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Ahmad bin Hambal serta ulama’-ulama’ yang lain, juga ulama’ mutaakhirin berkesimpulan, bahwa syi’ah Imamiyyah adalah Dhalalah Mudhillah, sesat dan menyesatkan, yang segenap kaum muslimin perlu diperingatkan agar tidak terkecoh oleh propaganda-propaganda mereka yang manis, yang kadang-kadang kalau tidak ada penelitian yang cermat, akan cukup menggiurkan.

Berikut ini kami nukilkan beberapa penilaian para ulama’ itu, yang kami kutip dari kitab “Aqoid Syi’ah fil Mizan” oleh DR. Muhammad Kamil al-Hasyimi.
Imam Syafi'i mengatakan:

مارايت قوما اشهد بالزور من الرافضة

                                                     منهاج السنة 1/ 37 دار العروبة تحقيق د / محمد رشاد سالم
Saya belum pernah melihat satu pun kaum yang paling berani bersaksi dusta , selain  Rafidhoh.
Dalam riwayat lain, beliau juga mengatakan:

مارايت اشهد على الله  بالزور من الرافضة

Saya belum pernah melihat orang yang paling berani bersaksi dusta atas nama Allah, selain  Rafidhoh.
Imam Malik ketika ditanya pendapatnya tentang Syi’ah , beliau mengatakan:
لاتكلمهم ولا ترد عنهم فإنهم يكذبون
                                                                       منهاج السنة 1/ 37
Jangan kamu mengajak berbicara mereka, tetapi jangan kamu acuh terhadap mereka, karena mereka itu pendusta.
Diriwayatkan, bahwa dimajlis Imam Malik pernah disebut-sebut tentang Rafidhoh yang mencaci maki para shahabat, lalu beliau membaca ayat:
(محمد رسول الله والذين معه اشداء على الكفار)  إلى قوله: (ليغيط بهم الكفار)...... الاية. فقال: من اغتاظ عند ذكرهم فقد اصابته تلك الاية .
تفسير القرطبي – سورة الفتح ويقصد الإمام مالك رحمه الله بالإستشهاد بهذه الأية ان هؤلاء الذين يبغضون الصحابة ويغيظهم الصحابة هم اهل الكفر البواح - وقد سبق شرحه.
“ Muhammad adalah utusan Allah, sedang orang-orang yang bersamanya (para Shahabat) adalah orang-orang yang tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”……..mereka itu tak ubahnya tanaman yang tunasnya susul-menyusul…….”karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan keadaan mereka itu”………Karena itu: siapa yang merasa jengkel dengan disebutnya para shahabat itu, berarti dia terkena ayat ini, (maksudnya: orang-orang Syi’ah yang mencaci maki dan membenci shahabat itu adalah jelas kufur). Tafsir al-Qurtubi.
Imam Abu Hanifah berulang kali mengatakan:        
من شك فى كفرهم فقد كفر ......
Siapa yang ragu-ragu akan kekufuran mereka (Syi’ah), berarti dia sendiri tergolong kafir.
Syarik, seorang qodhi Kufah yang semasa dengan Imam Tsauri dan Abu Hanifah mengatakan:
أحمل العلم عن كل من لقيت إلا الرافضة, فإنهم يضعون الحديث ويتخذونه دينا.
                                                                                           منهاج السنة 1/ 28
Saya akan mengambil ilmu dari setiap orang-orang yang saya temui, kecuali Rafidhoh, karena mereka itu telah memalsu hadist dan menjadikannya sebagai agama.
Kata al-A’masy:
ادركت الناس وما يسمونهم إلا الكذابين, ولهذا اتفق الأئمة رحمهم الله كاالشافعى وابي حنيفة على رد شهادة الِشيعة وعدم قبولها لأنهم من الكذابين.
                                                                                           منهاج السنة 1/ 28
Saya mendapatkan manusia yang tidak dinamakannya melainkan sebagai pendusta. Karena itu para imam – rahimahumulloh – seperti Syafi'i dan Abu Hanifah sepakat menolak kesaksian syi’ah dan tidak mau menerimanya, karena  mereka termasuk pendusta-pendusta.
Ibnu taimiyyah berkata:
ورد شهادة من عرف بالكذب متفق عليه بين العلماء, وتنازعوا فى شهادة سائر اهل الأهواء, هل تقبل مطلقا؟ او ترد مطلقا؟ او شهادة اهل الداعية إلى البدع؟ وهذا القول الثالث هو الغالب على اهل الحديث, لا يروى الراوية عن الداعية إلى البدع ولا يقبل شهادته, ولهذا لم يكن فى كتبهم الأمهات كالصحاح والسنن والمساند الراوية عن المشهورين بالدعاء إلى البدع, وإن كان فيها الراويةعمن فيه نوع من بدعة كالخوارج والشيعة والمرجعة والقدرية .
                                                                                           منهاج السنة 1/ 40
Para ahli fiqh (fuqoha’) sepakat menolak kesaksian orang yang sudah dikenal pendusta, tetapi mereka masih berbeda pendapat tentang kesaksian semua ahli Ahwa’ (orang-orang yang mengikuti hawa nafsu) apakah kesaksiannya  itu mutlak diterima ataukah  mutlak ditolak? Atau apakah kesaksian orang-orang yang yang mengajak kepada bid’ah itu juga harus ditolak? pendapat ketiga inilah yang berkembang dikalangan ahli hadits, yaitu mereka tidak mau meriwayatkan riwayat yang berasal dari orang yang mengajak kepada bid’ah dan mereka pun tidak mau menerima kesaksiannya. Karena itu dalam kitab-kitab induk mereka seperti kitab-kitab shohih (as-Shohih) as-Sunan dan Masanid tidak pernah dijumpai ada riwayat dari orang-orang yang sudah dikenal sebagai mengajak kepada bid’ah-bid’ah, kendati ada juga disitu riwayat dari orang yang dapat dikategorikan sebagai bid’ah seperti Khawarij, Syiah, Murjiah dan Qodariyyah.
Abdullah bin al-Mubarak mengatakan:                                     
   الدين لأهل الحديث والكلام لأهل الرأي والكذب للرافضة.
المنتقى من منهاج الإعتدال صـ 480 للذهبي.
Agama itu bagi ahli hadits, kalam dan kelah itu bagi ahli rakyi sedang dusta itu bagi Rafidhoh.
Abu Zar’ah mengatakan:
إذا رأيت الرجل ينتقص احدا من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فاعلم انه زنديق, وذلك ان الرسول حق, وما جاء به حق, وإنما ادى إلينا ذلك كله الصحاية, وهؤلاء الزنادقة يريدون ان يجرحوا شهودنا ليبطلوا الكتاب والسنة فالجرح بهم أولى.
                                                                                   رسالة رب العالمين صـ 12
Apabila anda mengetahui ada seorang yang mencela salah seorang diantara para shahabat Nabi SAW, maka ketahuilah sesungguhnya dia itu adalah Zindiq (munafiq), sebab sesungguhnya rasul adalah benar, dan apa yang yang dibawanya adalah benar. Sedang yang membawanya itu semua kepada kita hanyalah para shahabat, sementara kaum zindiq ini memang bermaksud hendak menjelek-jelekkan kesaksian kita, guna membatalkan al-Qur’an dan as-sunnah. Karenanya, celaan  untuk mereka itu lebih pantas.
Al-Qodhi Abu Ya’la mengtakan:
        
الذى عليه الفقهاء فيمن سب الصحابة ان كان مستحلا لذلك كفر, وإن لم يكن مستحلا فسق ولم يكفر.
                                                                       الصارم المسلول لإبن تيمية صــ. 569
Yang telah menjadi pendirian para ahli fiqh (fuqoha’) tentang orang yang mencaci maki para shahabat, yaitu jika dia itu memgganggapnya yang demikian itu halal, maka berarti kufur, dan jika dia tidak menganggapnya halal , maka berarti fasiq, tidak sampai kufur.
Imam Thahawi pengarang Syarah Thahawiyah mengatakan:
ونحن نحب اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا نفرط فى حب أحد منهم ولا نتبرأ من أحد منهم ونبغض من يبغضهم وبغير الخير يذكرهم ولا نذكرهم إلا بخير وحبهم دين وإيمان وإحسان , وبغضهم كفر ونفاق وطغيان ( شرح الطحاوية ص 528 للطحاوي ). 
Kami mencintai para shohabat Rasulullah SAW. Tidak seorang pun yang kami sia-siakan dalam hal mencintai mereka itu. Kami juga tidak menyatakan berlepas diri dari seorang pun di antara mereka. Bahkan kami akan membenci siapa saja yang membenci mereka dan menyebut mereka dengan cara yang tidak benar. Dan kami tidak akan menyebut mereka itu kecuali dengan benar. Sebab, mencintai mereka itu termasuk agama, iman dan ihsan. Sementara membenci mereka adalah kufur, nifaq dan zhalim.
           Ibnu Hazm al-Zhahiri menyangkal para uskup yang menghujatnya,” bahwa Syi’ah telah menetapkan Qur’an yang ada ini sudah berubah (muharraf)”, dengan mengatakan sbb:
بأن دعوى الشيعة ليست حجة على القرآن ولا على المسلمين لأن الشيعة غير المسلمين.
           Anggapan Syi’ah seperti itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menjatuhkan al-Qur’an dan kaum muslimin, karena Syi’ah itu Ghairul muslimin (bukan Islam).

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More